20/11/12
Seringkali, tabiat, perilaku dan pendirian seseorang adalah hasil
dari pengalaman masa lalunya. Semasa kecil Hitler adalah seorang anak
yang tertolak, ayahnya sangat membencinya dan menganggap perilakunya
yang “antisosial” itu adalah sebuah kutukan kerena Alois Hitler (Ayah
Hitler) mengawini keponakannya sendiri. Adi (nama kecil Adolf Hitler)
dilahirkan pada tanggal 20 April 1889 di sebuah kota kecil di Austria
dekat perbatasan Jerman. Ayahnya adalah seorang yang keras dalam
mendidik anak sedang ibunya baik kepadanya.
Ibunya adalah salah satu dari sedikit orang yang benar-benar
disayangi oleh Adolf. Ibunya sangat percaya bahwa anaknya adalah seorang
jenius, dan selalu menganggap anaknya normal, walaupun sejak kecil
sudah menunjukkan gejala destruktif dan antisosial. Umur 18 tahun, Adolf
sudah menjadi seorang yatim piatu setelah ibunya meninggal dunia
sedangkan ayahnya sudah meninggal terlebih dulu sebelumnya. Masa kecil
yang diliputi dengan kebencian dan abusement dari ayahnya ini memberikan
andil besar dalam mental dan kejiwaan Hitler dewasa.
Ada hal yang harus kita pahami bahwa, jangan pernah meremehkan “dendam
masa kecil”. Contoh lain juga bisa kita dapati dari kisah Mao Tse Tung.
Mao kecil pernah bersekolah di sekolah yang didirikan oleh para
missionaris dari Eropa, oleh sebab suatu hal Mao dimaki oleh salah satu
Pastor dengan makian yang bersifat rasialis “anjing kuning!” dan mulai
saat itu Mao tidak pernah kembali ke sekolah itu.
Membenci kaum agamawan. Kemudian menjadi pemimpim komunis terbesar di
China, juga menjadi pembunuh massal, jutaan kaum terpelajar dan seniman
tewas dibunuh dan dihukum kerja paksa dalam Revolusi Kebudayaan 1965.
Nggak kalah sadis dengan Hitler Sebuah dendam masa kecil; inilah
bahayanya jika itu dialami oleh seorang pemimpin!
Hitler awalnya bercita-cita menjadi seorang seniman (bukan menjadi
tentara/politikus). Sebagai pecinta seni, maka dia mencoba mendaftar ke
sebuah fakultas seni di Wina, Austria, tetapi ditolak. Penolakan ini
memiliki dampak besar bagi dirinya.
Frustasi, yatim-piatu, tidak ada uang, sehingga dia selama kira-kira
setahun menjadi gelandangan, hidup dari belas kasihan orang lain di
jalanan. Selama itu, dia juga mulai benci terhadap orang Yahudi, kaum
imigran yang hidup lebih mewah, dan ini dikuatkan dengan pendengaran
dari ceramah yang sifatnya “Antisemit” oleh Walikota Vienna Karl Lueger.
Teori Lueger yang menyalahkan kekacauan ekonomi dan politik kepada
kaum Yahudi, mengispirasinya menjadi pembenci kaum Yahudi sepanjang
hidupnya. Ini pula yang membangun ideologinya dan menganggap bangsa Arya
adalah ras tertinggi. Banyak orang berkata, seandainya saja dia
diterima di sekolah seni tersebut, mungkin Hitler hanya akan menjadi
seniman seperti Picasso misalnya, mungkin sejarah juga akan lain
ceritanya. Disinilah salah satu letak pentingnya Hitler, dia mengubah
sejarah (meskipun ke jalan yang dianggap salah). Garis hidupnya bagaikan
takdir yang tidak bisa diubah.
Di tahun 1914, Jerman ikut serta dalam Perang Dunia 1 dan Hitler masuk
militer. Sewaktu perang di garis depan, dia terluka, dipulangkan dan
mendapatkan medali untuk keberaniannya. Selama perang, Hitler
berangsur-angsur menjadi seorang patriot untuk Jerman meskipun dia
sendiri bukan warga negara Jerman (dia lahir di Austria). Maka dari itu,
sewaktu Jerman kalah perang, dia tidak bisa menerima kenyataan, karena
bagi Hitler, Jerman adalah yang terkuat. Dia lalu menyalahkan para
“pengkhianat” sipil, terutama orang Yahudi sebagai penyebab Jerman kalah
perang.
Jerman setelah kalah perang porak poranda. Keadaannya sangat
mengenaskan dengan kota-kota yang hancur, harga barang tinggi ditambah
lagi dengan datangnya gerakan-gerakan revolusi komunis. Hitler sendiri
tetap berdiam di militer. Hitler membenci orang-orang dari berbagai
ideologi, termasuk komunis (Karl Marx adalah seorang Yahudi), sosialis
kapitalis dan liberal. Sebenarnya karir militer Hitler hanya sampai
Kopral, bisa dibayangkan betapa hebatnya orang ini, dia menjadi Army
Commander yang ditakuti seluruh dunia pada Perang Dunia 2.
Tahun 1919 Hitler lalu bergabung dengan sebuah partai kecil bernama
Partai Pekerja Jerman dan meninggalkan karir militernya. Saat berhasil
menjadi pemimpinnya dan akhirnya mengubah namanya menjadi partai NAZI.
Tahun 1920, Hitler menterbitkan simbol Swastika dan Tahun 1921 Partai
ini semakin solid dengan didukung oleh kelompok milisia SA.
Disinilah kita bisa melihat salah satu kejeniusan Hitler,
berorganisasi dan berpidato. Apapun yang Hitler katakan adalah seperti
sebuah “Religion’s order” yang membuat pengikutnya menjadi super
fanatik.
0 komentar:
Posting Komentar