Waspada Kristenisasi dengan Al-Qur’an

15/09/12

Upaya kristenisasi terhadap umat Islam, memang telah menjadi rahasia umum.
Sudah banyak jalan dan cara yang dilakukan oleh pihak gereja dan misionarisnya untuk memurtadkan umat Islam kejalan mereka.
Baca, miliki dan koleksi buku anti Kristenisasi dan pemurtadan karya : Armansyah

Tulisan berikut saya ambil dari karya Almarhum Mohammad Diponegoro dengan judul bukunya :
Siasat Mengenal Berbagai Cara Missi Kristenisasi Mutakhir
Cet. ke-2 1986
Shalahuddin Press
Lembaga Pengembangan Informasi Dakwah Islam Yogyakarta

Buku ini pertama kali diterbitkan Desember 1983, namun isi didalamnya masih sangat uptodate dengan kondisi sekarang ini untuk masyarakat Indonesia, dengan demikian harapan yang ada bahwa kita bisa ikut mengawasi bagaimana propaganda dan metode-metode Kristenisasi yang ada ditengah umat Islam sehingga keluarga kita, sahabat kita, tetangga kita maupun lingkungan kita yang Muslim dan Muslimah bisa terhindarkan dari jalan kesesatan ini. InsyaAllah.
Cover buku Siasat
Bab 1
Siasat Missi Kristen
Untuk Kaum Muslimin

Suatu siasat sudah berkembang, dan ini terjadi di Afrika. Namun ada baiknya juga kita kaum Muslimin di Indonesia tahu, karena sedikitnya melukiskan bagaimana Islam dipahami oleh umat Kristen. Pemahaman mereka itulah yang tampaknya masih dipermukaan, telah mewarnai siasat bagaimana menasranikan orang-orang Islam di Afrika. Kehidupan umat Islam dibenua itu terutama yang dijadikan titik penelaahan mereka tentang Islam.
The Evangelical Missions Information Service atau Dinas Penerangan Missi Penyebaran Injil, khusus menerbitkan majalah yang bernama The Muslim World Pulse ( Denyut Nadi Dunia Islam ). Dalam edisinya bulan Januari 1981 yang lewat, majalah itu ditumpahkan seluruhnya untuk memuat sebuah artikel tunggal yang ditulis oleh seorang misionaris dari Nigeria. Dibawah judul Christ’s Ambassadors in Islamic Context (Duta-duta kristus dalam konteks Islam), tulisan itu memusatkan perhatiannya kepada pemahaman pihak Kristen tentang Islam dan mengusulkan siasat untuk menasranikan orang-orang Islam di Afrika. Karangan itu dimaksudkan sebagai petunjuk bagi para missionaris disana.
Pemahaman Tentang Islam
Apa yang sebenarnya dipahami oleh orang kristen tentang Islam ?
Jawaban pada pertanyaan itu kiranya dapat dipetik dari beberapa faktor yang dianggap penting dan dekat hubungannya dengan dakwah Islam yang ditunjukkan oleh tulisan tersebut.
Apa faktor-faktor itu ?
Islam ialah agama theistis (bertuhan) dan juga agama dakwah.
Tujuan Islam ialah menaklukkan seluruh dunia. Bagi Islam, demikian tulisan itu, kenyataan yang ada didunia ini menunjukkan bahwa penduduk bumi terbagi dalam dua golongan, yaitu apa yang diistilahkan dengan Dar ul Islam ( perkampungan orang-orang yang berserah diri ) dan Dar ul Harb ( perkampungan orang-orang yang ingkar ).
Islam ortodoks menolak pemisahan antara yang suci dan yang sekuler, yang religius dan yang politis.
Bukan demikian pandangan orang-orang Islam yang moderen, penulis itu juga mengikuti pendapat bahwa Islam bukan hanya sebuah agama, namun juga suatu kebudayaan, suatu pemerintahan, suatu peradilan dan suatu cara hidup yang utuh.
Negara-negara Arab yang kaya raya karena minyak bumi disebut-sebut juga sebagai salah satu faktor yang penting.
Disitu dikatakan bahwa negara-negara itu bertekad untuk menyebarkan agama dan kebudayaan Islam keseantero dunia. Disamping itu si penulis juga menunjukkan derajat kepekaan dari masyarakat Islam terhadap raihan misi kristen.
Ia menilai bahwa lebih mudah untuk mencapai kalangan muda Islam daripada golongan tua.
Pemilihan faktor-faktor itu menunjukkan bahwa pemahamannya tentang Islam memang ada yang benar, tetapi ada juga yang menunjukkan hanya merupakan penelaahan yang dangkal daripada yang hidup didalam masyarakat Islam (di Afrika saja barangkali) dan tidak menyuruk sampai pada inti ajaran Islam itu sendiri. Bagaimanapun pemahaman itu, inilah yang merupakan salah satu dasar dari siasat pengkristenan orang-orang Islam di Afrika untuk disarankan pada missionaris.
Siasat Pengkristenan
Siasat ini sebenarnya sudah dikembangkan sebelumnya dan setelah melewati pengalaman dan percobaan, baru disarankan dalam bentuk-bentuk petunjuk-petunjuk yang konkret. Bagaiamana siasat itu ?
Mengenal lapangan ialah soal yang sangat penting bagi tugas seorang misionaris. Apalagi lapangan itu sangat asing dan sudah memiliki tradisi sendiri yang kuat. Maka para misionaris dianjurkan untuk hidup bersama rakyat dan mempelajari agama merek, meneliti kekuatan dan kelemahan mereka. Baru kemudian rakyat boleh dibawa untuk mengenali kristus, yaitu ” Tuhan yang harus menjadi manusia untuk mengidentifikan diri dengan nasib buruk kita yang tidak tertolong ini”.
Siasat sebelumnya mencap Islam sebagai agama yang keliru, sekarang para misionaris dianjurkan untuk tidak menolak Islam dengan sebutan-sebutan semacam itu. Mereka harus menunjukkan bahw mereka mengakui adanya ” beberapa unsur kebenaran dalam Islam “. Jadi Islam perlu diberi tempat, tidak ditolak secara apriori.
Oleh karena itu pula para misionaris seharusnya memberikan toleransi atau kelonggaran untuk memungkinkan ko-eksistensi (kehidupan bersama) antara kristen dan Islam. Kelanjutan dari ini ialah diadakannya dialog antara kedua agama itu. Para misionaris supaya bersedia atau sedikitnya memberi kesan mau, mendengarkan orang-orang Islam. Maksudnya yang terpenting ialah menanamkan pada orang-orang Islam rasa ” berhutang budi untuk juga mau mendengarkan kalian “.
Persahabatan yang terbuka, blak-blakan, perlu juga dikesankan pada orang-orang Islam, yaitu dengan menampakkan perhatian yang besar pada keperluan-keperluan mereka, terutama menyangkut keperluan hidup. Persahabatan itupun perlu ditunjukkan pada daerah yang peka, yaitu dalam perayaan dan upacara agama.
Para misionaris dianjurkan untuk mau melibatkan diri dalam perayaan dan upacara Islam, bahkan kalau perlu supaya masuk kemasjid untuk melihat apa yang mereka lakukan.
Kenapa sampai masuk masjid ? Penulis artikel itu jelas-jelas menyebutkan alasannya, yaitu karena ” kita perlu pergi keperairan tempat ikan-ikan itu hidup. “
Cinta kasih tak ada dalam al-Qur’an
Bagi kita umat Islam, pernyataan seperti itu tentu saja sangat mengejutkan. Itu hanya mungkin diucapkan oleh orang yang tidak tahu tentang Islam. Tapi justru itulah yang ingin ditonjolkan dalam siasat pengkristenan orang Islam di Afrika. Dalam tulisan itu diakui bahwa ada persamaan dan titik temu antara Islam dan Kristen. Para misionaris dianjurkan untuk memanfaatkan sebanyak-banyaknya memberi kesan kedua agama itu sangat mirip. Namun cara ini hanya sebagai titik tolak untuk mencapai tujuan yang lain, yaitu menguraikan tentang keagungan kristus dalam hal cinta kasih.
Misi kristen pada waktu lampau mendapat kerugian karena mereka telah menggunakan perlambangan dunia barat. Kristen dianggap oleh masyarakat Islam sebagai agama orang barat, agama kristen ialah lambang dari kebudayaan barat. Kesan itu sekarang coba dihapuskan. Para misionaris Afrika sekarang dipesan untuk tidak membawa perlambangan barat itu lewat agama kristen.
Dengan menghilangkan kesan kebarat-baratan itu, mereka berharap dapat menerobos kedalam kebudayaan Islam. Cara yang dianggap paling efektif adalah dengan menunjukkan cinta kasih dan kemurahan hati dalam penyelenggaraan amal-amal dibidang kesehatan dan pendidikan. Rumah sakit dan sekolah perlu didirikan dan para misionaris supaya mengambil bagian aktif didalamnya. Juga dianjurkan penggunaan cara-cara yang praktis dalam penyebaran ajaran kristus, yaitu menggunakan bahan-bahan bacaan, kursus-kursus tertulis dan kisah-kisah perumpamaan, yang disampaikan pada orang-orang Islam dengan cara yang murah.
Dan selain itu orang-orang kristen yang berbahasa Arab perlu dilibatkan dalam gerakan misi tersebut.
Gereja Islam dirumah
Salah satu hal yang menarik ialah apa yang diistilahkan dengan ” Gereja Islam “, apakah gereja Islam ?
Dengan sederhana dapat dikatakan bahwa gereja Islam ialah gereja yang tumbuh dalam keluarga Islam yang sudah berhasil ditaklukkan menjadi kristen. Titik beratnya terletak pada keluarga. Itulah yang sekarang dianjurkan untuk dijadikan sasaran bagi para misionaris.
Menasranikan perorangan dari umat Islam dianggap kurang tepat lagi. Sekarang lebih didorong untuk mengarahkan penyebaran Injil itu pada keluarga-keluarga Islam, bukan perorangnya. Kenapa begitu ? menurut penulis artikel itu, ialah karena bila keluarga itu sudah beralih agama menjadi kristen maka keluarga itu menjadi sebuah gereja didalam rumah.
Artikel itu memberikan beberapa petunjuk tentang gereja-gereja Islam itu, yang bagaimana menggarap keluarga-keluarga Islam yang sudah berhasil dikristenkan supaya dapat lestari dan berkembang. Dari keluarga-keluarga itu jangan diharapkan hal-hal yang terlalu banyak, tulisnya.
Yang terpenting justru supaya mereka itu dibuat kerasan sebagai pemeluk agama yang baru. Dan mereka perlu ditopang dengan berbagai upaya untuk dapat mengembangkan gereja Islam mereka sendiri.
Begitulah petunjuk-petunjuk yang ditujukan pada para misionaris di Afrika untuk mengkristenkan kaum Muslimin disana.

ARMANSYAH, 2008

0 komentar:

Posting Komentar